Kalau mau copy paste tulisan di blog ini mohon minta ijin dan menyertakan link penulis

Sabtu, 05 September 2015

Pembuatan Batu Synthetic Corundum

batu synthetic dan imitasi
Cincin batu Ruby Safir Sintetis
Sudah pernah dengan cerita tentang "cincin batu peninggalan dari kakek buyut"? Banyak orang ngotot tentang keaslian batu mereka, sekalipun telah di tes oleh seorang gemolog yang ternyata hasilnya sintetis, tetap ngotot bahwa batu yang dites itu adalah peninggalan Kakek Buyut yang telah ada sebelum Indonesia Merdeka! Hal seperti ini sering sekali terjadi. Ada juga yang ingin menjual batu pusaka peninggalan keluarga yang ternyata bukan natural dengan cerita mirip seperti ini, berharap batu laku dengan nilai fantastis. Cerita tinggalah cerita, karena kebenaran memang harus dibuktikan secara ilmiah, bukan dengan sekedar cerita. 

Sekarang kita kembali dulu pada fakta tentang pembuatan batu sintetis. Ternyata, Batu Ruby dan Safir Corundum sudah diproduksi sejak tahun 1880- an dibuat oleh Auguste Verneuil dengan metode Flame Fusion. Saat itu juga sudah dikomersialkan, artinya diproduksi secara masal untuk dijual. Dan artinya juga orang-orang Belanda yang dulu sampai di tanah air tercinta ini mungkin membawa Ruby atau Safir sintetis / Synthetic ke negeri ini. Metode lain yang cukup banyak dipakai beberapa perusahaan pembuat batu mulia sintetis adalah metode Hidrothermal dan Flux Growth. Kedua metode ini banyak digunakan mulai tahun 1950-an. Hasil produksi dengan metode-metode ini ternyata hampir sama dengan aslinya, orang awam sampai pedagang batu berpengalaman pun pasti sulit membedakan dengan aslinya. Sampai saat ini hanya orang-orang dengan ijazah gemolog ternama dan alat-alat pendukung lengkap lah yang sanggup membedakan dengan benar, bukan bisa-bisaan dan kira-kira.

Batuan Syntetic bukanlah sebuah imitasi. Synthetic adalah duplikat dari batu natural dengan komposisi kimia yang sama seperti mempunyai tingkat kekerasan, indek bias, berat jenis, dan ciri-ciri fisik yang sama dengan batu aslinya. Kebanyakan batu synthetic dibuat dengan sempurna, tanpa cacat produksi. Banyak juga batu syntetic dibuat seperti alami semisal dengan serat yang meniru serat aslinya. Proses pembuatan batu syntetic cukup berkembang seiring waktu dan kemajuan teknologi. Tengok pembuatan Intan Synthetic dari pabrik pembuatan berlian synthetic Gemesis www.puregrowndiamonds.com. Banyak laboratorium Batu Mulia kesulitan untuk mengidentifikasi intan dari pabrik berlian sintetis ini. Perusahaan yang cukup terkenal dalam pembuatan batu mulia adalah Chatam www.chatham.com produknya bagus-bagus dan berharga cukup terjangkau, sudah beredar banyak juga di Indonesia. Produk dari perusahaan ini terkenal dengan nama "Chatam" di belakangnya seperti Ruby Chatam, Safir Chatam, Zamrud Chatam, dan lain-lain.

Di Indonesia banyak sekali beredar batu-batu sintetis di pasaran. Biasanya seorang pemula akan terlena dengan kilau dan keindahan batu sintetis. Baru setelah lama belajar batu sadar akan hal ini. Beberapa nama batuan sintetis yang secara umum dipakai oleh para pedagang di Indonesia adalah "American Star", "King Sapphire", "Merah Siam", "Ruby Pecah Seribu", "Zamrud Chatam",  "Sapfir Chatam", "Zamrud Hydro", "Zamrud Byron", dan lain-lain.

Memakai batu sisntetis atau natural adalah pilihan. Bagi yang ingin tampil mewah dengan harga murah, batu sintetis bisa menjadi pilihan. Namun, bagi seorang kolektor yang ingin berinvestasi, Batu Mulia Natural adalah pilihan utama. Memakai batu alami adalah suatu kebanggaan tersendiri, suatu kepuasan yang tidak bisa digantikan dengan batu tiruan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan menuliskan komentar anda, spam saya hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...